Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Moci Bae... Kayak Wong Tuwa"

Kompas.com - 18/07/2010, 05:28 WIB
Lusiana Indriasari dan Yulia Sapthiani

KOMPAS.com - Jangan mengaku orang asli Tegal bila tidak suka minum teh. Bagi masyarakat pesisir utara Jawa Tengah ini, teh menjadi bagian hidup sehari-hari. Tradisi ini berakar sejak ratusan tahun lalu.

Begitu melekatnya teh dalam kehidupan masyarakat Tegal sampai ada istilah ”moci bae, kayak wong tuwa” dalam bahasa percakapan sehari-hari orang Tegal. Istilah dalam konteks olok-olok ini biasa dilontarkan anak muda kepada teman seusianya yang gemar minum teh seduhan dalam poci. Namun, bisa juga untuk menyindir seseorang yang gemar mengobrol tanpa henti.

Moci adalah kebiasaan orang Tegal yang suka minum teh seduh dalam poci gerabah. Sebelum diminum, teh panas yang warnanya pekat itu dituang lebih dulu ke dalam cangkir-cangkir kecil berisi gula batu. Kombinasi teh pekat dengan manisnya gula batu ini yang membuat teh Tegal populer dengan nama ”nasgitel”, kependekan dari panas, legi (manis), dan kenthel (pekat) atau ”wasgitel”, yang artinya wangi, panas, legi, kenthel.

Kebiasaan moci orang Tegal bisa dilihat di warung-warung makan, tempat lesehan pinggir jalan, hingga rumah makan yang cukup besar di seluruh Kota Tegal. Di sepanjang jalan protokol Kota Tegal, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponegoro, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan Cokroaminoto, tenda-tenda lesehan yang menyediakan teh poci buka hingga pukul 02.30.

Di bagian lain, di Jalan Kapten Sudibyo, sebuah rumah makan besar yang menjual sate kambing baru tutup sekitar pukul 24.00. Bagi orang Tegal, sate kambing merupakan salah satu ”teman” paling pas untuk moci. ”Di Tegal, makanan apa saja cocok untuk teman minum teh. Tidak ada pakemnya,” ujar Yono Daryono, budayawan Tegal. Di kota itu, selain teh, juga banyak ditemukan warung sate kambing.

Biasanya orang baru moci bila ada teman untuk diajak minum teh. Pada saat moci itulah obrolan bisa mengalir hingga menjelang dini hari. ”Ada yang baru pergi setelah warung mau tutup,” kata Dani (24), pemilik tenda lesehan Ropang di Jalan Ahmad Yani, Tegal.

Meski harga satu set teh poci dengan dua cangkir cukup murah, yaitu Rp 6.000, selalu saja ada pembeli yang ”nakal” ingin mencari gratisan. Rifai (48), pemilik Lesehan Ponggol Ibu Ranti Mejabung di Jalan Arjuna, pernah mendapati seorang pembeli tak juga beranjak pergi meski sudah lebih dari tiga jam moci di warungnya.

Setelah ditelisik, ternyata pembeli tadi membawa teh dan gula batu sendiri dari rumah. ”Saya melihat sendiri mereka mengeluarkan teh dan gula batu dari kantong baju,” kata Rifai yang sejak saat itu kapok menyajikan teh dalam poci. Membentuk selera

Tegal, kota yang posisi geografisnya di dataran rendah, sebenarnya tidak memiliki perkebunan teh. Namun, tradisi minum teh di daerah ini sangat kental dibandingkan dengan di kota lain yang juga berada di pesisir utara Jawa Tengah.

Antropolog dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Pande Made Kutanegara, mengatakan, jauh sebelum tanaman teh datang ke Indonesia sekitar abad ke-17, Tegal sudah memiliki budaya minum teh yang berakar dari China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com